ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Pencopotan Politikus senior Partai Gerindra Mohamad Taufik yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dinilai wajar.
“Mungkin di AD/ART Partai besutan Probowo punyai aturan sendiri” ungkap Robert, S, Pengurus GPM (Gerakan Pemuda Marhaen) DKI Jakarta, Minggu, 10/4/2022 di bilangan Grogol Jakarta Barat.
Secara politik diakui Robert, M Taufik piawai menjalankan roda politik dikancah perpolitikan jakarta, ini dibuktikan mulai dari memenangkan Ahok dan penambahan kursi di DPRD DKI saat itu, dan ini tidak bisa dielakan oleh partai.
“Mungkin faktor waktu jabatan saja yang mengatur di AD/ARTnya,” tambah Robert.
Memang tidak dapat di pungkiri selama 2 tahun kebelakang ada pernyataan dan manofer politik yang diambil M. Taufik yang tidak sejalan dengan DPP Partai Gerindra, atau spekulasi politiknya yang tidak berkoordinasi dengan kebijakan Partai.
“Setahu saya anggota legislatif adalah kepanjangan tangan Partai di mana dia duduk. Jadi kebijakan yang diambil sebagai legislatif tidak boleh bertentangan dengan kebijakan DPP,” terang Sekertris DPD GPM Jakarta.
Robert juga menyarankan pada M.Taufik jangan keluar dari Partai Gerindra, sebab pindah partai tidak juga membuat gemilang karir politiknya.
“Ya, jangan pindah partai lah. Ikutin aja keputusan partai, itukan konsekuensi dari politikus. Kalau pindah bisa mempengarui konstituennya dan bisa berdampak pada hasil Pemilu 2024 bagi Partai Gerindra dijakarta,” pesanya.
Disinggug soal pencopotannya terkait mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan menjadi Presiden, Robert menerangkan, itu hak pribadi sebagai warga negara dan itu bukan kebijakan politik partainya.
“Masa mendoakan orang jadi presiden dilarang, kecuali dia (M Tufik) mengeluarka stetmen sebagai anggota legilatif,” terangnya kembali.
Pernyataan doa itu juga tidak salah, asalkan dia (M.Taufik) punya kalkulasi hitungan politik dijakarta untuk Pilpres 2024.
“Mungkin juga hitungan kalkulasi politik Jakarta menurutnya Pak Anies menang Pilpres 2024,” tutupnya.
ACN/Tim/Red
