ACTUALNEWS.ID Jakarta, Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan menyelenggarakan Kegiatan Pelatihan Tari Nusantara yang dilaksanakan selama 10 hari yaitu tanggal 22,23,24,27,28 Februari 2023 dan 1,2,3,6,7 Maret 2023 bertempat di Pusat Pelatihan Seni Budaya H. Sa’aba Amsir.
Kegiatan ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Ali Murthadho selaku Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Selatan, Rusmantoro Kepala Bidang Pembinaan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Imron Hasbullah Sekretaris Umum Lembaga Kebudayaan Betawi, Kepala SKPD/ UKPD Pemkot Adm Jakarta Selatan, Muspika Kecamatan Tebet beserta jajarannya, Dewan Kota Jakarta Selatan, Forum Pembaruan Kebangsaan, Forum Kerukunan Umat Beragama, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Para Pelatih dan Anggota Sanggar Seni Peserta Pelatihan Tari Nusantara Tahun 2023.
Dalam kata sambutannya, Puspla Dirdjaja selaku Kepala Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan membukanya dengan berpantun “Kalau Ancol ada di Jakarta Utara, Di Jakarta Selatan ada Ragunan – Yuk, mari kita belajar tari Nusantara, Untuk meningkatkan kemampuan”. Selanjutnya, maksud diselenggarakannya kegiatan ini adalah dalam rangka mengembangkan dan melestarikan tari nusantara di wilayah Jakarta Selatan.
“Dengan tujuan, pertama meningkatkan kualitas dan kreativitas peserta tari nusantara, kedua meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta pelatihan Tari Nusantara, ketiga melestarikan dan mengembangkan tari nusantara, keempat menggali potensi generasi muda di bidang tari nusantara,” jelasnya dengan penuh semangat.
Ditegaskannya bahwa peserta Pelatihan Tari Nusantara adalah warga di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Ada 37 orang yang menjadi peserta pelatihan dan berasal dari Jakarta Selatan.
“Pelatihan Tari Nusantara ini melibatkan 3 orang pengajar dan 3 orang asisten pengajar yang berasal dari sanggar binaan Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan,” tegasnya.
Menurutnya bahwa terdapat 3 materi tarian yang diajarkan yaitu dari Jawa Timur (Sorote Lintang), tarian Betawi (Nandak Girang), dan tarian dari Flores NTT (Dikideng). Metode pelatihan menyampaikan pengetahuan seni tari daerah, olah tubuh, teknik gerak, tari bentuk, kreativitas dan pola lantai serta sebagai materi penunjang adalah tata rias wajah, busana tari, dan praktik pementasan.
“Selamat belajar untuk para peserta. Jangan mudah menyerah karena dalam fase pelatihan ini akan ada beragam tantangan yang akan dihadapi untuk menjadi bekal di kemudian hari,” harapnya.
ACN/RED