ACTUALNEWS.ID, JAKARTA – Pengamat Sosial Politik Cinta Negera Indonesia (CN Indonesia ) Heru Cipto Nugroho biasa disapa Heru CN mengkritisi dugaan sebagian besar transaksi mencurigakan senilai Rp 300 Trilyun tersebut adanya di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI,
“Saya juga sudah menyampaikan laporan lainnya di luar yang Rp.500 Milyar dalam temuan PPATK,” ucap Heru CN mengutif pernyataan Menko Polhukam RI, Mahfud MD beberapa waktu lalu yang telah tersiar diberbagai Media Massa Nasional.
Lebih lanjut Heru CN menegaskan seharusnya setiap abdi negara atau pegawai negeri itu wajib hukum setia dan taat kepada Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945 dan Pemerintah,
“Serta wajib tanggung jawab pribadi dalam menjaga mawar sumpah maupun janji sebagai pegawai negeri Sipil ataupun juga mentaati pada sumpah janji jabatan, sehingga dapat mengurangi dan menetralisir terjadinya pelanggaran hukum,” tegas Heru CN saat diwawancarai sejumlah awak media massa lewat phonselnya di Kantornya Jatibening Kota Bekasi
Menurut Heru CN, kode etik dan prilaku para pegawai negeri dan juga pejabat terkhusus di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI tersebut, pada saat ini para pejabat dan pegawainya juga tentunya sedang menjadi target KPK dan sorotan publik.
“Yang sebelumnya juga Kemenkeu RI diduga telah menemukan harta tak jelas milik 69 pegawai,” ujar Heru CN yang mengutif pernyataan Inspektur Jenderal Kemenkeu telah memeriksa anomali harta kekayaan pegawai di internal.
Lanjut Heru CN disisi lain, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat mutasi rekening milik pejabat Ditjen Pajak (RAT) tembus Rp 500 Milyar selama periode tahun 2019- 2023.
“Sehingga saya selaku pengamat bersama publik meminta kepada aparatur pemerintah terkait agar tanpa terkecuali Harta para pejabat dan pegawai Direktorat Pajak Dan Bea Cukai Kemenkeu RI dan semua pejabat pemerintah lainnya wajib segera diperiksa agar kepercayaan rakyat terpenuhi,” tandasnya.
Editor : (Red/Cuncun/Ihsan)
