ACTUALNEWS.ID, Jakarta,- Salah satu tugas dan fungsi dari Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat adalah pembinaan yang meliputi pelatihan. Dimana pelatihan yang akan dilaksanakan tahun 2023 ini diantaranya pelatihan seni tari, pencak silat, seni nuansa Islami dan religi, lomba festival serta pagelaran. Jadi, adapun terkait dengan sarana prasarana seni budaya dukungan kepada masyarakat kesenian kami juga menyediakan bantuan alat musik nuansa islami berupa hadroh, marawis dan rebana.
“Jadi masyarakat yang ingin ikut pelatihan pada tahun 2023 ini silahkan mendaftar. Dan juga untuk Majelis Taklim, DKM, Karang Taruna yang memerlukan bantuan alat musik Islami religi mungkin bisa langsung membuat permohonan ke Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat,” ungkap Bapak Uung selaku Kasatpel Kebudayaan Kec. Gambir Kota Adm Jakarta Selatan disela kegiatan Literasi Silat Tradisi yang diselenggarakan oleh Institut Kreativitas Anak Nusantara Jakarta Pusat pada Sabtu, 18 Maret 2023 di Ruang Teater Kantor Perpustakaan Umum Dan Arsip Kota Adm Jakarta Pusat.
Turut hadir Nurbaiti selaku narasumber Peneliti Universitas Pertahanan, Ust Muhajir sebagai narasumber Peneliti Silat Tradisi, H. Firman Haris selaku narasumber Ketua DPW PPSI Provinsi DKI Jakarta, Penggiat Silat Tradisi, Sanggar Seni Tradisi, Pelajar, Mahasiswa serta tokoh masyarakat lainnya.
Senada dengan itu, Nurbaiti selaku narasumber Peneliti Universitas Pertahanan mengatakan bahwa – bela diri memiliki empat aspek Antara lain, mental spiritual, seni budaya, olahraga dan bela diri. Bela diri terkait dengan pertahanan Negara atau alutsista.
“Karena itu pertahanan sekaligus senjata dasar secara fisik yang harus dimiliki kemiliteran,” jelasnya.
Selanjutnya Ust. Muhajir selaku narasumber Peneliti Silat Tradisi menegaskan bahwa manusia memiliki pengetahuan dari dua yaitu usaha dan pemberian. Silat itu ada empat aspek mental spiritual, seni budaya, olahraga dan bela diri. Seperti fungsi tawasulan sebetulnya adalah kajian sanad. Ini adalah tanda ucapan terima kasih dari generasi penerus ke para leluhur silat. Doa birumuz atau doa dengan simbol. Contoh simbol atas yang melekatkan pada tuhan. Ada juga Nabi Muhammad SAW menyelendangkan slayernya ke kanan dan ke kiri dalam permohonan memohon hujan.
“Kalau belajar silat diapadukan dengan sekolah formal, maka generasi kita akan berkualitas,” tegasnya.
Disamping itu, H. Firman Haris selaku narasumber Ketua DPW PPSI DKI menambahkan bahwa 10 item pemajuan kebudayaan. Beda silat tradisi dengan tradisi silat. Aspek wiraga (gerakan), wirama (musik), wirasa (penjiwaan). Kalo tiga aspek ini tidak ada itu masuk budaya populer.
“Literasi hari ini harus dikontekstualisasikan dengan zamannya. Jadi bukan hanya sekedar membaca dan menulis, tetapi juga melalui postingan yang mengedukasi dalam hal ini silat.
ACN/RED