ACTUALNEWS.ID, JAKARTA – Yayasan Helping Hands menggelar acara Inklusif Fest ke 3 dengan tema Membangun Ekosistem Inklusif Bagi Disabilitas di Gedung Wisma Barito 2 Slipi, Jakarta Barat, Rabu (4/10/2023).
Acara yang dihadiri Kemenaker, Kemendikbud dan Duta besar dari negara Jepang.
Acara itu juga banyak menampilkan berbagai hiburan yang di isi para distabilitas dan anak anak sekolah SLB, Diskusi bahkan berbagi pengalaman dengan motivator kepada penyandang distabilitas untuk tetap semangat dalam menggapai harapan kedepan.
Menurut ketua Yayasan Helping Hands Wendy Kusumo Widagdo, ini Ingklusif Fest ke 3 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai distabilitas di Indonesia dengan topik Membangun Ekosistem Inklusif Bagi Disabilitas, yaitu membangun distabilitas SDM melalui pendidikan dan ketenaga kerjaan, karena ini peran serta kita semua meningkatkan terhadap distabilitas SDM dengan berdaya saing,” kata Wendy.
Diakui Wendy Yayasan Helping Hands berdiri sejak 2015, Dan pada tahun 2020 Helping Hands mendapatkan penghargaan dari MURI, dan setiap tahunnya 400 peserta didik SLB tingkat SMA mendapatkan bea siswa kepada distabilitas.
Selain itu Yayasan Helping Hands melakukan mentoring selama 3,5 bulan secara mempertemukan satu banding satu kepada karyawan, kemudian 2 bulan meningkatkan penampilan teknologi dan digital sampai mendapatkan praktek lapangan diperusahan, hingga mereka mendapatkan lapangan kerja,” ujar Wendy.
Program yang disampaikan Wendy, program kami LIT (Leader Inclusife Training) yaitu pengembangan dan pelatihan memberi pengalaman mentorship bagi siswa siswa SMALB di Indonesia oleh kakak kakak dan leaders korporasi secara profesional.
Sudindik pengawas PLB (Pendidikan Luar Biasa) Jakarta Barat Nanang Burhan,” kegiatan itu sangat positif dan dengan kegiatan ini perusahan bisa mendengar, bagaimana kemampuan anak anak berkelakuan khusus, hingga anak anak bisa membuat ketrampilan sesuatu yang tidak kalah dengan anak lainnya” pungkas Nanang.
Nanang juga untuk pendidikan yang di berikan PLB, Kami memberikan pelatihan pelatihan disesuaikan dari kondisi sekolah sekolah dan kemampuan kondisi anak anak dan juga kemampuan guru guru ketrampilan, dan juga pada guru guru untuk belajar lagi dalam ketrampilan.
Baik ketrampilan otomotif, menjahit, kecantikan tentunya sekolah menentukan apa yang dia angkat yang disesuaikan anak dan lingkungan yang ada,” tutur Nanang.
Nanang pun berharap kepada korporasi,” Dengan kegiatan ini korporasi bisa menjembatani bisa melihat, bagaimana potensi dari anak anak ini yang mempunyai ketrampilan,” terang Nana.
ACN/YONS/RED