ACTUALNEWS.ID Jakarta Tradisi tahunan nelayan pesisir kembali digelar di Muara Angke, Jakarta Utara. Melalui Pesta Laut (Nadran) Tahun 2025, masyarakat nelayan tradisional mengungkapkan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah serta memanjatkan doa keselamatan dalam berlayar.
Acara berlangsung di Rumah Apung dan Panggung RW 022 Muara Angke, Pluit, Penjaringan, pada Minggu (9/11/2025) mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Nelayan Tradisional Muara Angke Bersatu, dengan dukungan penuh dari berbagai unsur masyarakat serta aparat keamanan.
Pesta Laut kali ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan daerah, antara lain: Ketua Umum Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Laksamana TNI (Purn) Sumardjono, Ketua Umum Gerbang Tani (Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia), Idham Arsyad, Ketua DPW Gerbang Tani DKI Jakarta sekaligus Anggota DPRD DKI Jakarta, H. Tri Waluyo, S.H., Ketua Umum Laskar Bugis Makassar Indonesia (LBMI), Daeng Lukman,
Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa, AKP Napitupulu, S.H., M.H., serta perwakilan dari UP3 Muara Angke, KSOP Muara Angke, dan tokoh masyarakat serta agama setempat.
Pesta Laut dimulai pukul 08.00 WIB dengan Ruwatan dan Pagelaran Wayang Purwa Putra Langen Kusuma oleh dalang Ki Anom Dede Tisna H. Tomo Putra dari Indramayu, Jawa Barat.
Acara kemudian dibuka oleh sambutan dari panitia pelaksana H. Kapidin, dilanjutkan dengan doa bersama oleh Bapak Mashud.
Rangkaian sambutan resmi dimulai pukul 08.02 WIB hingga 09.35 WIB, diawali oleh Ketua Panitia Pesta Laut 2025, Bapak Suryadi, yang menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak.
Dalam sambutannya, Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa AKP Napitupulu menegaskan bahwa pihak kepolisian memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tradisi nelayan Muara Angke.
“Kami berharap prosesi pelarungan kepala kerbau dapat berjalan tertib dan aman. Tradisi ini adalah bagian dari warisan budaya yang perlu kita jaga bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum HNSI, Laksamana (Purn) Sumardjono, menekankan makna spiritual di balik tradisi tersebut.
“Pesta Laut merupakan wujud syukur nelayan kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan, sekaligus doa untuk keselamatan di laut,” tuturnya.
Adapun Ketua Umum Gerbang Tani, Idham Arsyad, menambahkan pentingnya peran nelayan tradisional dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Nelayan adalah penjaga kedaulatan pangan laut. Semoga hasil tangkapan semakin melimpah dan membawa berkah bagi masyarakat,” ujarnya.
Pukul 09.36 WIB, acara dilanjutkan dengan prosesi pemotongan pita dan pelarungan sesaji serta kepala kerbau ke laut, dipimpin langsung oleh para tokoh dan pimpinan organisasi nelayan.
Tradisi Nadran telah diwariskan turun-temurun sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur masyarakat pesisir. Selain menjadi bentuk penghormatan kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah, kegiatan ini juga mempererat solidaritas antar-nelayan sekaligus melestarikan budaya bahari Indonesia.
Selama kegiatan berlangsung, pengamanan dilakukan secara menyeluruh oleh Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polsek Kawasan Sunda Kelapa dengan 88 personel, dipimpin Kabagops AKP Subianto, S.H., serta didukung 20 personel Ditpolair Polda Metro Jaya di bawah pimpinan IPDA Sugeng, dan unsur TNI AL.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Dr. Martuasah H. Tobing, S.I.K., M.H., menyampaikan bahwa seluruh rangkaian Pesta Laut (Nadran) Tahun 2025 berjalan aman, tertib, dan kondusif. Kami mengapresiasi sinergi masyarakat dan aparat dalam menjaga kelancaran acara.”
Pesta Laut Muara Angke 2025 tidak hanya menjadi ajang doa dan syukur bagi para nelayan, tetapi juga momentum penting untuk menjaga warisan budaya bahari Indonesia agar tetap hidup di tengah modernisasi.
Dengan semangat kebersamaan, tradisi Nadran kembali membuktikan bahwa laut bukan sekadar sumber penghidupan, melainkan juga ruang spiritual, sosial, dan budaya bagi masyarakat pesisir.ACN/Edo Lembang/RED
Sumber : MIO Indonesia PD Jakarta Utara
