Saturday, December 28, 2024

Sejarah Gedung Museum Sumpah Pemuda Dan Peran Penting Keluarga Besar Sie Kong Lian

Oleh: Azmi Abubakar

ACTUALNEWS ID, Jakarta -Tepat setahun yang lalu 28 0ktober 2021, keluarga besar Sie Kong Lian yang merupakan pemilik gedung dan lahan Museum Sumpah Pemuda yang berlokasi di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, telah secara resmi menghibahkan warisan tersebut kepada Negara. Penyerahan sertifikat tanah oleh perwakilan ahli waris, Yanti Silman, Leny dan Steven Silman diterima langsung oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid dalam kegiatan seremoni yang dinamakan “Penyerahan Sertifikat Tanah Museum Sumpah Pemuda” (tampak pada foto).

Istimewanya, penyerahan tersebut bukan hanya karena wasiat dari Sie Kong Lian, namun juga merupakan kesepakatan dari pihak ahli waris.
“Museum Sumpah Pemuda sangat berharga bagi kami, tetapi jauh lebih berharga untuk NKRI. Maka dari itu kami menghibahkannya untuk negara Indonesia.” Kata Keluarga Sie Kong Lian

Berdasarkan informasi yang kami terima bahwa Museum Pustaka Peranakan Tionghoa di terima langsung dari seorang cicit Sie Kong Lian bernama Christian Silman, semua bermula pada tahun 2018, ketika ia penasaran akan ketiadaan informasi yang memadai tentang Kakek buyutnya sebagai pemilik gedung dan lahan Museum Sumpah Pemuda, bahkan foto foto yang beredar di dunia maya tentang pemilik gedung tersebut menampilkan foto yang salah.

Pun di Museum Sumpah Pemuda sendiri tak memiliki dan memajang foto Sie Kong Lian. Berangkat dari keresahan tersebut ia bertanya tanya kepada pihak keluarganya dan mulai membongkar dokumen dokumen lama milik kakek buyutnya. Ditemukanlah foto foto asli dan juga bukti kepemilikan resmi dari lahan yang beralamat di Kramat Raya 106 jakarta tersebut.

Keaslian surat tersebut dibenarkan oleh pihak Museum Sumpah Pemuda yang mengakui jika pemilik lahan yang resmi yang dokumennya tersimpan di BPN masih mencantumkan nama Sie Hok Liang (anak kandung dari Sie Kong Lian).

Pada tahun 2018 pihak Museum Sumpah Pemuda sudah bertemu dan menjalin komunikasi dengan pihak ahli waris dan mendapatkan informasi penting tentang sosok Sie Kong Lian. Sebagai bentuk apresiasi terhadap pihak keluarga, pada tahun 2019 diundanglah keluarga Sie Kong Lian untuk ikut memperingati Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan di Gedung Museum Sumpah Pemuda. Juga kemudian pada tahun 2020.

Lalu 2021, tepat pada tanggal 28 Oktober, seperti yang telah kami sebutkan di atas, pihak keluarga menyerahkan langsung sertifikat tanah secara resmi kepada Negara.

Pagi tadi, kami mendapatkan informasi jika pihak keluarga Sie Kong Lian tidak dihubungi maupun diundang ke Museum Sumpah Pemuda untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Sungguhlah amat disayangkan hal tersebut terjadi padahal apresiasi telah diberikan pada tahun tahun sebelumnya,

Informasi mengenai jasa dan kontribusi orang orang Tionghoa terhadap bangsa dan negara tercinta Indonesia amatlah minim dikabarkan sampai saat ini, padahal mereka juga memiliki rekam jejak perjuangan yang tak kalah hebatnya dengan etnis lain di Indonesia. Satu diantaranya adalah keberadaan Sie Kong Lian dengan sejarah Sumpah Pemuda 1928. Beberapa waktu yang lalu, banyak yang percaya dengan informasi menyesatkan jika orang orang Tionghoa sama sekali tak terlibat dalam kegiatan penting bersejarah Sumpah Pemuda tahun 1928, padahal bukan hanya pemilik tempat saja yang orang Tionghoa, ada juga anak anak muda Tionghoa yang ikut hadir diantara pemuda pemuda lainnya kala itu yakni: Kwee Thiam Hong, Oey Kay Sing, John Liau Tjoan Hok, Tjio Djin Kwie dan Johan Muhammad Tjia.

Bagi kami, undangan kehadiran keluarga Sie Kong Lian dalam setiap peringatan Hari Sumpah Pemuda memiliki dampak besar untuk bangsa dan negara ini, yaitu membongkar cara pandang negatif yang selama puluhan tahun menimpa saudara saudara kita dari etnis Tionghoa. Stigma telah terbentuk sedemikian rupa, perlu berbagai upaya kita bersama untuk menghapuskannya.

Undangan tersebut tak hanya apresiasi bagi keluarga Sie Kong Lian, bukan hanya pengakuan untuk orang orang Tionghoa saja namun lebih penting dari itu adalah upaya untuk tidak menghilangkan sejarah.

Jangan sampai karena surat hibah atau sertifikat resmi sudah diterima, maka hubungan dengan keluarga Sie Kong Lian tidak diperlukan lagi….

Jasmerah jangan sekali kali meninggalkan sejarah! (Bung Karno) Kita Sebangsa Setanah Air dan Setara!
MERDEKA!!!

ACN/RED

Related Articles

[td_block_social_counter facebook="#" twitter="#" youtube="#" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333"]

Latest Articles