ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Ikatan Alumni Qudsiyyah (IKAQ) Jabodetabek menggelar Pengajian Menyongsong Bulan Suci ramadhan dan Haul Masyaikh Dalam rangka memperingati sewindu Madrasah Qudsiyyah Putri Kudus di Pondok Pesantren Baitul Hilmah, Depok, Jawa Barat, Senin (24/2/2025).
Serangkaian kegiatan ini berlangsung di dua lokasi, yakni kediaman Menteri Nusron Wahid di Kebagusan, Jakarta Selatan, dan Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Bojongsari, Depok. Rombongan yang terdiri dari beberapa Masyayikh Madrasah Qudsiyyah dan Santri PP Qudsiyyah Putri berangkat dari Kudus.
Setibanya rombongan di Kebagusan pada Senin siang, acara pertama diisi dengan khataman Al-Qur’an sekaligus ramah tamah di kediaman Menteri Nusron Wahid yang juga merupakan alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus.
Setelah ashar, perjalanan dilanjutkan menuju Pondok Pesantren Baitul Hikmah sebagai lokasi utama roadshow yang dihadiri para Masyayikh, alumni, santri-santri Qudsiyyah, santri PP Baitul Hikmah, IKSAB Jabodetabek, Forsikabnu Jobedetabek, Himmahku Jabodetabek, KMF Jabodetabek.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, mauidhoh hasanah disampaikan oleh KH. Nur Hamid yang menekankan pentingnya istifadah (menambah ilmu).
“Kalian harus selalu istifadah, di mana pun tempatnya. Jangan merasa sudah cukup dengan ilmu. Murid pintar atau tidak pintar di sekolah itu bukan urusan, yang penting itu anfauhum linnaas nya. Maka dari itu posisikan dirimu sebagai orang yang bisa memberi manfaat kepada orang lain,” pesan beliau. Karena kepintaran bukan ukuran dalam belajar, akan tetapi kebermanfaatan dari ilmu itu sendiri.
Selaras dengan yang disampaikan Romo KH. Nur Hamid, Ustadz Hasan Mafik juga menyorot mengenai pentingnya menuntut ilmu sebagai fondasi utama dalam membangun peradaban Islam, khususnya bagi perempuan.
Beliau mengutip bait syair yang sudah masyhur di kalangan penuntut ilmu:
اَلاَ لاَتَنَــــالُ الْعِـــلْمَ اِلاَّ بِســــــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
Beliau menegaskan bahwa ilmu tidak dapat diperoleh kecuali dengan keenam unsur dalam bait tersebut, yakni kecerdasan, semangat, kesabaran, bekal materi, bimbingan guru, serta waktu. Pesan ini sejalan dengan tema yang diusung untuk sewindu Qudsiyyah Putri “Merawat Taji Ulama Putri untuk Kokohnya Negeri,” yang bertujuan untuk menangguhkan kembali peran perempuan dalam menjaga dan mengembangkan khazanah keislaman serta kontribusi nyata bagi masyarakat.
Roadshow sewindu Qudsiyyah Putri kali ini bukan hanya sekadar ajang silaturrahim, tetapi juga sebagai momentum refleksi bagi para santri untuk meneladani semangat belajar para ulama terdahulu. Maka dengan adanya kegiatan ini, diharapkan lahirnya generasi muslim muslimah yang berilmu, beradab dan memberikan manfaat bagi agama dan bangsa.
ACN/RED