Saturday, October 4, 2025

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Hari Paru Sedunia 2025 – 25 September Tema: Paru Sehat, Hidup Sehat

ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Mengapa Hari Paru Sedunia Penting?

Hari Paru Sedunia, yang diperingati setiap 25 September, menjadi momentum global untuk mengingatkan bahwa paru adalah organ vital penopang kehidupan. Tema tahun 2025 adalah Healthy Lungs, Healthy Life atau Paru Sehat, Hidup Sehat.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengajak seluruh masyarakat, tenaga kesehatan, institusi pendidikan, hingga pembuat kebijakan untuk lebih peduli terhadap kesehatan paru. Momentum ini juga menjadi seruan agar semua pihak mengambil langkah nyata mencegah dan mengurangi beban penyakit paru di Indonesia.

Hari Paru Sedunia menyoroti pentingnya pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit paru, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat serta dukungan kebijakan. Empat dari sepuluh penyebab kematian terbanyak di dunia berasal dari penyakit paru, yaitu Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), infeksi saluran pernapasan bawah (pneumonia), kanker paru, dan tuberkulosis.

Beban Penyakit Paru di Indonesia

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam kesehatan paru:

Tuberkulosis (TB): Lebih dari 1 juta kasus baru dan lebih dari 100.000 kematian setiap tahun (WHO).

Pneumonia: Menyebabkan lebih dari 300 ribu kasus dan 50 ribu kematian per tahun.

Kanker paru: Menjadi penyebab utama kematian akibat kanker, dengan lebih dari 30 ribu kasus baru dan lebih dari 20 ribu kematian setiap tahun.

PPOK dan Asma: Diperkirakan 9 juta orang menderita PPOK dan 12 juta orang hidup dengan asma.

Selain itu, infeksi jamur paru (mikosis paru) semakin meningkat, terutama pada pasien dengan imunitas rendah, pasien ICU, serta penderita bekas TB dengan kerusakan jaringan paru. Penyakit paru akibat kerja (paparan debu, asap industri, dan zat kimia) juga berkontribusi pada kerusakan paru kronis seperti pneumokoniosis, penyakit paru interstisial, serta gangguan pleura.

Faktor Risiko Penyakit Paru

Faktor risiko terbesar adalah merokok.

Lebih dari 36% orang dewasa Indonesia adalah perokok aktif.

Survei Kesehatan Indonesia (2023) mencatat jumlah perokok aktif mencapai 70 juta orang, lebih dari 70% di antaranya laki-laki.

Mirisnya, 56,5% perokok adalah anak dan remaja usia 15–19 tahun.

Rokok elektrik (VAPE) kerap dipromosikan sebagai cara berhenti merokok, padahal sama berbahayanya. Menurut Tobacco Atlas, rokok konvensional maupun elektrik menyebabkan lebih dari 268 ribu kematian setiap tahun di Indonesia.

Dampak Ekonomi Rokok

Cukai rokok Indonesia saat ini maksimal 57%.

Kenaikan harga rokok 10% dapat menurunkan konsumsi sebesar 4–6% di negara berpenghasilan menengah-rendah (WHO & Bank Dunia).

Biaya kesehatan langsung akibat rokok di Indonesia mencapai Rp17,9–27,7 triliun (2019), sebagian besar ditanggung BPJS.

Total kerugian ekonomi akibat rokok diperkirakan Rp410 triliun, jauh lebih besar dibanding penerimaan cukai yang pada 2024 mencapai Rp216,9 triliun.

Ancaman Lain

Selain rokok, paru masyarakat Indonesia juga terancam oleh:

Kebakaran hutan dan lahan gambut: Tahun 2023 tercatat 487 kejadian (KLHK).

Polusi udara: Berasal dari kendaraan, industri, biomass rumah tangga, hingga polusi pertanian.

Perubahan iklim: Suhu panas dan cuaca ekstrem meningkatkan polutan (PM2.5, ozon) serta memicu penyebaran infeksi pernapasan.

Dampak gabungan ini memperburuk penyakit paru kronis dan meningkatkan risiko kematian prematur.

Upaya Mengurangi Beban Penyakit Paru

Pencegahan dan penguatan regulasi adalah kunci. Beberapa langkah penting:

Imunisasi, skrining, dan edukasi masyarakat.

Penerapan kawasan tanpa rokok, peningkatan cukai rokok, serta standar emisi yang lebih ketat.

Inovasi medis seperti terapi stem cell, terapi oksigen hiperbarik, intervensi paru (bronkoskopi, stent), serta pemanfaatan artificial intelligence, big data, dan telemedicine untuk meningkatkan akses layanan paru.

Seruan untuk Semua

Setiap individu bisa menjaga paru dengan:

Menghindari polusi dalam dan luar ruangan (gunakan masker bila perlu).

Tidak merokok atau berhenti merokok, termasuk menjauhi asap rokok orang lain.

Vaksinasi (influenza, pneumokokus, RSV, pertusis) untuk melindungi paru dari infeksi berat.

Olahraga teratur dan konsumsi gizi seimbang.

Tidur cukup serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi.

Kami juga menyerukan kolaborasi dengan Pemerintah, DPR, organisasi sosial, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan media massa untuk memperkuat regulasi udara bersih, regulasi rokok, akses layanan kesehatan paru, hingga penelitian diagnostik dan terapi baru.

Penutup

Paru sehat adalah fondasi hidup sehat.
Mari bersama — masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah — mewujudkan Indonesia dengan udara bersih, bebas asap rokok, dan layanan kesehatan paru yang merata.

Hari Paru Sedunia 2025 adalah momentum tepat untuk memulai, karena paru sehat berarti hidup sehat.

Jakarta, 25 September 2025

Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

DR. Dr. Arif Riadi, Sp.P(K), MARS – Ketua Umum
DR. Dr. Alfian Nur Rosyid, Sp.P(K), FISR, FCCP, FAPSR – Sekretaris Umum

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles