Oleh : Masdjo Arifin ( Founder Bela Negara Nusantara)
ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Setiap tahun, Indonesia dipadati oleh gelombang (mudik), fenomena sosial yang tidak hanya menjadi bagian dari tradisi budaya, tetapi juga merefleksikan identitas kolektif masyarakat. Mudik, yang biasa terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri, adalah perjalanan pulang ke kampung halaman bagi para pemudik yang merantau di kota-kota besar. Tradisi ini tidak sekadar tentang perpindahan fisik, tetapi juga menjadi ruang untuk mengekspresikan emosi, silaturahmi, dan penghargaan terhadap akar budaya.
Mudik adalah ritual yang penuh makna. Dalam perjalanannya, para pemudik melewati jarak yang jauh, dengan berbagai tantangan dan kisah pribadi. Namun, di balik ketegangan dan lelah, ada rasa haru yang tidak bisa digambarkan. Momen ini menjadi kesempatan untuk kembali bertemu dengan orang tua, saudara, dan kerabat yang sudah lama tidak bertemu. Di kampung halaman, mereka tidak hanya membawa cerita dari kota, tetapi juga membawa harapan dan kebanggaan atas capaian yang diraih selama perantauan.
Lebaran, sebagai momentum utama mudik, adalah perayaan yang penuh makna. Ini bukan hanya hari libur, tetapi juga momen untuk memperkuat ikatan sosial dan spiritual. Di kampung halaman, masyarakat saling berbagi, bersilaturahmi, dan merenungi makna kehidupan. Mudik, dalam konteks ini, menjadi bagian dari budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
Namun, di balik indahnya tradisi ini, ada juga tantangan yang tidak bisa diabaikan. Biaya mudik yang tinggi seringkali menjadi beban bagi masyarakat, terutama mereka yang berasal dari lapisan ekonomi menengah ke bawah. Transportasi yang mahal, akomodasi, dan kebutuhan lainnya menjadi hambatan yang nyata. Selain itu, waktu yang terbuang lama juga menjadi masalah, terutama bagi mereka yang tidak bisa ikut mudik.
Meskipun demikian, mudik tetap menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Ini adalah kesempatan untuk memperkuat hubungan keluarga, membangun jaringan sosial yang lebih luas, dan bahkan meningkatkan rasa cinta terhadap negeri ini. Melalui mudik, masyarakat Indonesia tidak hanya pulang ke kampung halaman, tetapi juga pulang ke akar budaya yang membangun identitas kolektif mereka.
Mudik adalah perjalanan yang unik. Ini adalah perpaduan antara rasa nostalgia, haru, dan optimisme. Di setiap tahun, tradisi ini terus berlanjut, menjadi bagian dari DNA budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
ACN/RED