ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Pelaksanaan puncak pemilihan umum tinggal hitungan jari, untuk itu APD (Akademi Pemilu dan Demokrasi) dalam keterangan persnya merekomendasikan. Bahwa, Pemilihan Umum bukan dari sebuah proses menentukan pilihan namun awal dari pembentukan masa depan. Perebutan kekuasaan melalui proses elektoral menjadi pijakan awal menentukan jalannya pemerintahan. “Sebaliknya jika pemerintahan yang baik dimulai dengan selesi yang baik, dan jika keikutsertaan perubahan dengan cara yang buruk akan mengurangi kualitas pemerintahan yang baik. Semakin buruk proses perubahaan kekuasaan, semangkin kuat penolakannya,” ujarnya Masykuridin Hafidz selaku Koordinator APD, Senin, (5/2/2024), seperti yang dikutib dari siaran persnya

Masihnya, Pemilu dilakukan dengan cara beradab. Karena dengan prinsip demokrasi, suara pemilih suatu kehormatan hak asasi. Integritas Pemilu dibuktikan dengan cara
pelaksanaanya yang dilakukan secara terbuka, kemandirian penyekenggara, kebebasan dan penghormatan terhadap pemilih, memurnikan suara pemilih dan menghukum kecurangan.
“Dengan cara seperti itu. Maka itulah marwah pemilu sesengguhnya. Apalagi tidak berbuat curang dan menyebarkan ujaran kebencian dan politisasi SARA,” tandas Rektor Akademi Pemilu dan Demokrasi.
Dan oleh sebab itu, katanya, APD mengajak seluruh pemilih untuk menentuka bangsa memilihlah dengan hati nurani bukan pemberian. “Memilih tanpa pengaruh politik uang dan tindakan traksaksional akan lebih bijak menentuka nasib bangsa” tegasnya.
APD juga mengajak agar penanggung jawab pemilu baik Bawaslu dan KPU dapat memastikan pemungutan suara, penghitungan dan rekapituslasi tanpa melanggar dan memanipulasi menjadikan penjagaan kemandiria dari segala tawaran habg mempengaruhi kualitas proses hasil pemilu.
“Jika kemurnian suara rakyat cape cape berpartisipasi dan perbaiki jika ada kekeliruan serta tegakkan keadilan bila ada kesalahan. Dan semua ini akan mewujudkan pemilu 2024 yang demokratis dan berkualitas,” tutupnya.
ACN/Rbt,(rls APD)/Red