ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Kasus perundungan (bullying) di Jakarta semakin sering mencuat ke publik, baik di dunia nyata maupun media sosial. Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kevin Wu, menegaskan bahwa fenomena ini sudah menjadi alarm sosial yang harus segera ditangani secara sistematis oleh Pemprov DKI Jakarta bersama sekolah, orang tua, dan masyarakat luas.

“Jakarta sebagai kota global tidak boleh hanya maju dalam infrastruktur, tapi juga harus maju dalam peradaban dan empati. Tidak ada artinya MRT, jalan lebar, atau gedung tinggi, jika anak-anak kita tumbuh dalam ketakutan dan saling menyakiti,” ujar Kevin Wu dalam keterangannya di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Data dan Fakta yang Mengkhawatirkan
Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), hingga tahun 2024 tercatat lebih dari 3.500 kasus kekerasan terhadap anak di DKI Jakarta, dan sekitar 30% di antaranya adalah bullying di lingkungan sekolah.
Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menunjukkan bahwa 1 dari 4 siswa di Jakarta pernah mengalami bentuk perundungan, baik secara verbal, sosial, maupun daring (cyberbullying).
“Ini bukan sekadar angka. Di balik setiap data ada anak yang kehilangan rasa percaya diri, orang tua yang resah, dan sekolah yang kehilangan wibawa moral. Kita harus hentikan siklus ini sekarang,” tegas Kevin.
Contoh Kasus dan Realita Lapangan
Baru-baru ini, publik digemparkan oleh video viral perundungan pelajar SMP di Jakarta Timur yang direkam dan disebarkan di media sosial. Kasus serupa juga ditemukan di beberapa sekolah swasta maupun negeri — menunjukkan bahwa bullying tidak mengenal status ekonomi maupun lingkungan.
Kevin menilai bahwa tekanan sosial dan lemahnya literasi digital turut memperparah situasi. “Anak-anak sering tidak sadar bahwa ejekan atau unggahan mereka di TikTok bisa menghancurkan mental teman sebayanya. Karena itu, literasi empati digital harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Langkah Konkret yang Didorong
Melihat kondisi ini, Kevin Wu mendorong Pemprov DKI Jakarta agar memperkuat kebijakan dan program pencegahan bullying, melalui langkah-langkah nyata berikut:
- Membentuk Satuan Tugas Anti-Bullying di setiap sekolah — terdiri dari guru, siswa, dan psikolog pendamping.
- Mengintegrasikan pendidikan karakter dan empati digital ke dalam kurikulum muatan lokal Jakarta.
- Menyediakan layanan konseling psikologis gratis dan rahasia di sekolah dan kelurahan, agar korban berani bicara tanpa takut stigma.
- Melibatkan komunitas muda dan tokoh masyarakat untuk kampanye publik #JakartaTanpaBullying di media sosial dan ruang publik.
- Mengembangkan aplikasi pelaporan cepat (hotline digital) yang ramah anak dan dapat diakses lewat smartphone.
“Pemerintah harus hadir bukan sekadar menindak, tapi juga mendampingi dan memulihkan. Kita ingin Jakarta menjadi kota yang aman untuk tumbuh, belajar, dan bermimpi,” tambahnya.
Kota Global yang Beradab
Sebagai anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu menegaskan bahwa visi Jakarta sebagai kota global dan modern harus selalu disertai dengan misi kemanusiaan dan keadaban sosial.
“Anak-anak ini adalah masa depan Jakarta. Kalau mereka tumbuh dengan luka dan ketakutan, maka kota ini kehilangan jiwanya. Karena itu, mari kita mulai perubahan dari sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar,” tutup Kevin.
Fraksi PSI berkomitmen untuk terus mendorong kebijakan kota yang manusiawi, inklusif, dan berpihak pada perlindungan anak, melalui kerja legislasi, pengawasan, dan edukasi publik.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
Kevin Wu +6288287778899
Terima kasih 🙏
ACN/RED