Wednesday, December 3, 2025

Heru Cipto Nugroho Desak KPU RI Tetap Gunakan Sistem Proporsional Terbuka

ACTUALNEWS.ID, JAKARTA, -Pengamat Sosial Politik Cinta Negeri Indonesia (Sospol CNI) Heru Cipto Nugroho biasa disapa Heru CN mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk segera meninjau ulang pelaksanaan Sistem Proporsional Tertutup pada Pemilihan Umum ( Pemilu ) serentak 2024 nanti.

Lanjut Heru CN  pasalnya Pemilihan Umum ( Pemilu ) merupakan salah satu indikator atau tolak ukur dari demokrasi dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan keterbukaan dan kebebasan  berpartisipasi aktif  pada pemilu serentak 2024 untuk  memilih maupun dipilih.

“Oleh karena itu saya selaku pengamat berharap kepada pihak KPU RI, salah satu sistem dalam pemilihan umum tersebut yang dipakai adalah sistem pemilu proporsional terbuka dimana pemilih  langsung wakil-wakil legislatifnya, nah sedangkan dalam sisitem proporsional tertutup, pemilih hanya memilih partai politiknya saja,

“Demikian dikatakan Pengamat (Sospol CNI) Heru Cipto Nugroho saat diwawancarai sejumlah awak media massa  setelah sholat Jumat  (30/12/2022). di Jakarta 

Lebih lanjut Heru CN menjelaskan bahwa memang dalam pemilu ada dua jenis sistem proporsional yakni sistem proporsional terbuka dan sistem proporsional tertutup, yang tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekuranhannya.

Lanjut Heru CN adapun kekurangannya jika KPU RI menerapkan sisten proporsional tertutup, maka yang akan terjadi adalah tampilnya anggota-anggota legislatif di parlemen yang tidak dikenal oleh rakyat yang diwakilinya  

“Maklum, rakyat hanya memilih tanda gambar partainya saja, dan pemilih tidak mengetahui siapa yang terpilih, akibat dari dasarnya adalah nomor urut yang telah ditentukan oleh pengurus parpol,” ujar Heru CN.

Lanjut Heru CN maka sudah jelas yang lebih baik pihak KPU RI harus menetapkan dan melaksanakan  dengan sistem proporsional terbuka lantara akan menghasilkan anggota -anggota legislatif di parlemen yang akuntabilitasnya kuat dan dekat kepada rakyat. Kalaupun sudah terpilih, maka tidak ada jaminan figur caleg tersebut bisa terpilih kembali. Biarpun dapat nomor urut satu.

“Karena hal tersebut bagi Caleg kami anggap lebih adil dan sangat fair  pasalnya tergantung bagaimana penilaian dan pendekatan terhadap kinerja masing-masing figur seorang calegnya sebagai wakil rakyat,”ungkap Heru CN.

Lanjut Heru CN walaupun ada saja sebagian tokoh parpol yang mengkritik bahwa sistem proporsional terbuka mengakibatkan biaya politik tinggi, karena persaingan antara caleg didalam tubuh parpol. Bahkan sampai ada yang mengaitkannya dengan politik uang.

Sambung Heru CN padahal politik uang tidak bersumber dari sistem pemilu proporsional terbuka, akan tetapi justru pada budaya politik yang sudah lama terjadi di masyarakat dan para elit parpol itu sendiri, saat pesta demokrasi akan dilaksanakan.

Seperti contoh bagi-bagi sembako, kaos, baju  dan atribut para caleg papol lainya menjelang pesta demokrasi pemilu itu terjadi sejak zaman orde baru justru saat pemilu dengan sistem proporsional tertutup.

Menurut Heru CN selaku pengamat kalau persoalan politik uang maupun biaya tinggi, itu relatif, tergantung kemampuan calegnya dan daerahnya serta campaign financing sistem, nah apalagi zaman sekarang yang sudah canggih ini ada medsos yang gratis.

Oleh karena itu  lanjut Heru CN sebagai pengamat sospol CNI menghimbau Pihak KPU RI dan juga mengajak para pemimpin parpol dan elit politik lainnya untuk marilah kita tetapkan menggunakan sistem proporsional terbuka, guna memberikan peluang bagi rakyat untuk memilih langsung wakil-wakilnya yang terbaik.

“Maka saya selaku pengamat sospol CNI desak pihak KPU RI agar jangan hak rakyat untuk memilih langsung wakilnya tersandera dengan mundur kebelakang menggunakan sistem proporsional tertutup,” tegasnya.

Selanjutnya Heru CN menambahkan justru terpenting pihak KPU RI seharusnya memikirkan bagaimana cara Pencoblosan dengan sistem Elektronik atau Digital  untuk menghidari Kecurangan serta menghidari diduga adanya tekanan atau diduga adanya diel-diel politik, maka persoalan tersebut harus  bisa dilakukan oleh KPU 

hingga Caleg Terpilih dengan jujur dan adil.

“Saya selaku pengamat Sospol CNI melihat  anggaran KPU kan besar 

ayo tunjukan KPU untuk selalu Fokus supaya bisa lebih baik dari Pemilu kemarin lebih JURDIL bisa di terima dan dipercaya seluruh rakyat  Indonesia,” tandasnya.

Editor : (Cuncun/ San).

ACN/RED

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles