ACTUALNEWS.ID, Jakarta, 23 Oktober 2025 — Kepala Dinas Sejarah TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana, mengungkapkan bahwa film The Hostage’s Hero bukan sekadar tontonan hiburan, tetapi juga sarat dengan nilai edukatif dan semangat patriotisme.
“Pelajaran yang bisa kita ambil dari film ini adalah bahwa prajurit-prajurit yang kita siapkan mampu menangani berbagai persoalan di perairan yurisdiksi Indonesia. Film ini juga memberikan edukasi bagi masyarakat bahwa tugas dan tanggung jawab pertahanan maritim akan terus dijalankan dengan kesiapan maksimal,” ujarnya.
Menurutnya, film ini memiliki tantangan tersendiri karena melibatkan anggota TNI Angkatan Laut yang turut berperan dalam proses produksi. “Ada hal menarik di sini, yaitu anggota TNI AL yang biasanya menjadi prajurit justru berperan sebagai perompak, sementara talent-nya memerankan prajurit Angkatan Laut. Ini dua karakter yang harus dijaga dengan hati-hati agar tetap menghormati batasan yang ada,” jelasnya.
Ia juga menuturkan bahwa proses produksi film ini tidak mudah, terutama saat pengambilan gambar di lokasi-lokasi seperti Bromo dan Baruna. Namun, seluruh tantangan tersebut dihadapi dengan semangat untuk memberikan hasil terbaik.
Lebih jauh, Laksma Wira menegaskan bahwa film ini sejalan dengan arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal). “Sesuai dengan arahan Bapak Kasal, film ini bukan hanya menghibur tapi juga memberikan edukasi penting — no history, no future. Ayo kita kenali sejarah kita agar bisa membangun masa depan yang lebih baik. Ini juga pembelajaran bagi generasi muda yang kini lebih banyak berkutat dengan dunia digital,” katanya.
Selain melalui film, pihak Dinas Sejarah TNI AL juga aktif menyebarkan konten edukatif tentang sejarah Angkatan Laut di berbagai platform digital. “Di TikTok dan Instagram, kami terus membagikan konten sejarah agar masyarakat bukan hanya mengenal TNI AL, tetapi juga mengenal para putra terbaik bangsa yang berjuang di laut,” tambahnya.
Terkait dengan kapal legendaris yang muncul dalam film, Laksma Wira menjelaskan bahwa kapal KRI Dewa Ruci dipilih karena nilai historis dan simboliknya. “Kapal Dewa Ruci bukan hanya legenda bagi Indonesia, tapi juga dikenal di dunia. Dalam film, kapal ini digunakan pada adegan ketika Satgas tengah melaksanakan pelayaran dan kemudian diperintahkan untuk kembali. Kapal ini melambangkan semangat juang dan kebanggaan maritim bangsa,” tuturnya.
Film The Hostage’s Hero diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk semakin mencintai sejarah dan menghargai peran TNI Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
ACN/INDAH/RED
