ACTUALNEWS.ID Tangerang Selatan,Momentum Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025 di wilayah Tangerang Selatan menjadi sorotan berbagai kalangan. Salah satu suara tegas datang dari Jaka Syahroni, SH, CPM, Ketua Perkumpulan Advokat Betawi (PADI) Kota Tangerang Selatan. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan SPMB harus dijaga dari intervensi kepentingan dan harus dijalankan dengan prinsip keterbukaan, keadilan, serta profesionalisme.
Dalam keterangannya kepada awak media, Jaka menyampaikan dukungan penuhnya kepada kepala sekolah, khususnya kepada Drs. Usman, M.Pd, Kepala SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, yang dinilainya telah menjalankan prosedur penerimaan siswa baru dengan benar sesuai juknis (petunjuk teknis) dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
“Kami mengapresiasi langkah Kepala SMA Negeri 10 Tangsel yang tegas menegakkan aturan. Beliau tidak membuka ruang kompromi dengan oknum-oknum luar yang ingin bermain dalam proses SPMB. Sikap seperti ini harus kita dukung bersama,” ujar Jaka Syahroni.
SPMB Bukan Ruang untuk Kepentingan Pribadi
Lebih lanjut, Jaka menjelaskan bahwa dunia pendidikan harus menjadi tempat yang bersih dari segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan atau pengaruh. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergoda oleh iming-iming ‘jalur belakang’ atau perantara gelap yang menjanjikan kelulusan.
“Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, bukan ruang transaksi kekuasaan.SPMB bukan tempat tawar-menawar. Kalau kita biarkan ini terjadi, maka keadilan dalam pendidikan akan hancur. Maka sinergi antara sekolah dan masyarakat menjadi sangat penting,” tegasnya.
Masyarakat Diminta Percaya dan Terlibat Aktif
Jaka juga mengajak masyarakat, khususnya para orang tua siswa, untuk lebih bijak menyikapi proses seleksi penerimaan siswa. Ia menyarankan agar masyarakat tetap mengikuti informasi resmi dari sekolah dan dinas pendidikan, serta aktif menyuarakan jika ada kecurigaan, tetapi melalui jalur yang benar.
“Kalau merasa ada kejanggalan, jangan menyebar fitnah di media sosial. Laporkan dengan data ke pihak sekolah atau dinas. Sekolah punya prosedur keberatan, dinas juga membuka pengaduan. Kita bantu kawal sistem dengan cara yang elegan dan beradab,” jelasnya.
Menurut Jaka, terlalu banyak informasi simpang siur yang justru dimanfaatkan oknum untuk menakut-nakuti dan menarik keuntungan pribadi dari keresahan masyarakat.
“Oknum bisa bermain kalau masyarakat tidak percaya sistem. Maka mari kita bangun kepercayaan publik dengan cara kolaboratif. Kepala sekolah sudah bekerja keras dengan jujur, tinggal masyarakat yang harus bersatu mendukung,” ujarnya.
Sekolah Negeri Harus Jadi Simbol Harapan Rakyat
Jaka menutup pernyataannya dengan harapan besar agar sekolah-sekolah negeri, khususnya di wilayah Tangerang Selatan, menjadi simbol harapan rakyat untuk akses pendidikan yang berkualitas, adil, dan tanpa diskriminasi.
“Sekolah negeri adalah benteng pendidikan bagi masyarakat menengah ke bawah. Kalau benteng ini jebol karena ulah segelintir oknum atau lemahnya kepercayaan publik, maka yang dirugikan adalah generasi bangsa kita. Mari kita jaga bersama,” tegasnya.
Dengan dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat dan advokat seperti Jaka Syahroni, pelaksanaan SPMB 2025 diharapkan mampu menciptakan iklim pendidikan yang lebih baik, bersih, dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak.ACN/RED/Teten Jaguar G)