
Actual News, Sumatera Utara — Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP Universitas Nias kembali menunjukkan kiprahnya di tengah masyarakat. Dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun ke-30 Museum Pusaka Nias, para dosen Prodi BK berperan aktif sebagai panitia dan dewan juri dalam berbagai lomba budaya yang melibatkan generasi muda di Kepulauan Nias.
Kegiatan yang mengusung tema “Museum Milik Bersama: Menghidupkan Warisan dan Menggerakkan Generasi” ini diisi dengan beragam lomba kebudayaan, seperti lomba mewarnai tingkat PAUD, lomba bercerita hikayat Nias tingkat SMP, Lomba Vlog tingkat SMA, lomba penulisan esai tingkat mahasiswa, dan lomba mengarang lagu yang terbuka untuk umum.
Salah satu dosen Prodi BK, Destin Ricardo Lase, S.Fil., M.Pd., tidak hanya bertugas sebagai panitia pelaksana HUT Museum Pusaka Nias ke-30, tetapi juga dipercaya sebagai dewan juri Lomba Penulisan Esai tingkat mahasiswa se-Kepulauan Nias. Perannya menjadi bagian penting dalam menilai gagasan-gagasan kreatif dan solutif dari para peserta mengenai peran museum sebagai ruang edukasi dan pelestarian budaya.
“Keterlibatan kami dalam kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian nyata kepada masyarakat. Sebagai pendidik, kami tidak hanya bertugas di ruang kuliah, tetapi juga harus hadir di tengah masyarakat untuk menanamkan nilai karakter dan kebudayaan. Museum adalah ruang belajar yang hidup, tempat generasi muda bisa memahami jati diri dan sejarahnya,” ujar Destin Lase yang dihubungi via whatsapp.
Selain itu, Justin Foera-era Lase, S.Tr.Sos., Sp.P.S.P.D., juga berperan sebagai dewan juri Lomba Bercerita Hikayat Nias, lomba yang bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi lisan Nias di kalangan generasi muda. “Lomba bercerita bukan sekadar ajang hiburan, tetapi sarana pendidikan karakter yang sangat kuat. Dari cerita rakyat, kita bisa belajar nilai moral, semangat perjuangan, dan kebijaksanaan leluhur yang relevan dengan kehidupan saat ini,” ungkap Justin.
Keterlibatan para dosen Prodi BK FKIP Universitas Nias ini mendapat apresiasi dari panitia HUT Museum, karena menunjukkan sinergi positif antara dunia pendidikan dan pelestarian budaya lokal. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran baru bahwa museum bukan hanya tempat menyimpan benda bersejarah, melainkan juga sumber inspirasi bagi pengembangan karakter generasi muda.
Sebagai lembaga yang telah berdiri selama tiga dekade, Museum Pusaka Nias terus berkomitmen menjadi ruang edukasi dan pelestarian identitas budaya masyarakat Nias. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, museum berupaya menjembatani nilai tradisi dengan semangat modernitas.
“Kami berharap Prodi BK terus menjadi bagian dari gerakan yang membawa nilai-nilai kearifan lokal ke dalam pendidikan. Ini adalah wujud komitmen kami agar kehadiran universitas benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tutup Destin Ricardo Lase yang juga sedang menyelesaikan Pendidikan Doktoral di Universitas Pendidikan Indonesia.
