Thursday, June 19, 2025

DIANTARA HADIAH TERTINGGI ATAS UJIAN DARI ALLAH ADALAH SABAR

Penulis:
Kaspudin Nor
Dosen Universitas Satyagama dan Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Anggota Komisi Pengawas Advokat DPN PERADI (Wakil Sekretaris MUI Pusat Komisi Hukam & Hak Azasi Manusia)

ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Sabar berasal dari bahasa Arab, dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya: Menahan: jika dalam arti luas Sabar mengandung arti sifat dari manusia dalam menahan diri dari ujian kesusahan maupun ujian lainnya dari Allah dan menyikapinya sesuai syriah dan akal, mampu menjaga lisan dan perbuatan secara pisik dan psikis untuk tidak berbuat dosa dan perbuatan tercela lainnya.

Manusia sebagai hamba Allah yang beriman hendaklah kita menjadi orang-orang yang sabar dalam mendapat ujian dari Allah, karena sabar bisa menjadi penolong bagi manusia sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Al- Qur’an (QS. Al-Baqarah: 153)

“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat menjadi penolong bagimu sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”

Terkait dengan kata sabar dan keinginan manusia, yaitu bahwa manusia senantiasa ingin sukses dalam kehidupannya dan kesuksesan itu sering di yakini tidak luput dari usaha dan perjuangannya namun adakalanya usaha dan perjuangan itu ada yang berhasil ada juga yang gagal.

Kegagalan secara pragmatis bagi orang-orang yang tidak sabar dalam menerima kegagalan itu menimbulkan perasaan cemas dan kecewa lalu menyalahkan Allah menilai Allah tidak adil padahal bagi Allah itu adalah ujian, sebaliknya jika ketika seseorang itu diberikan keberhasilan atas perjuangannya manusia akan merasa bahagia dan merasa bahwa kesuksesan itu adalah atas perjuangannya padahal bagi Allah juga itu semua ujian terhadap hambanya, yaitu apakah dalam diberikan kesuksesan itu manusia semakin taqwa dan beriman kepada Allah, mensedekahkan hartanya, mau menolong sesama atau sebaliknya akan semakin kikir dan berbuat maksiat menjadi lupa pada Allah.

Kesuksesan dan keberhasilan seseorang itu karena ujian dari Allah, yaitu apakah seseorang itu saat sedang sukses membuat manusia menjadi sombong dan tidak amanah, misalnya seseorang di berikan kekuasaan dalam menjalankan jabatannya menjadi sewenang-wenang dan telah terang-terangan melanggar etik baik secara ahlaq maupun secara moral hukum sosial yang ditentukan oleh Allah.

Dalam penomena yang ada kekuasaan bisa membuat manusia lupa diri melakukan penyalahgunaan wewenang dalam menjalankan tugas jabatannya (abuse of power), melakukan perilaku korupsi dan mendzolimi rakyatnya bahkan dengan kekuasaannya pernah terjadi manusia menggap dirinya Tuhan sebagaimana dalam sejarah kekuasaan Fir’aun.

Demikian juga sebaliknya seseorang yang dalam usaha perjuangannya diberi Allah kegagalan dan penderitaan juga menjadikan kekecewaan dan kufur nikmat pada apa yang telah diberikan Allah SWT padahal Allah hanya mengurangi sedikit rejeki sehingga memerintahkan agar manusia itu tetap bersyukur dan sabar, sebagaimana firman Alah dalam Al-Quran (QS Al- Baqarah: 155)

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar

Kabar gembira dari Allah itu adalah disampaikan untuk orang-orang yang sabar dan siapakah orang-orang yang sabar itu?, maka orang-orang yang sabar sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur’an (QS. Al- Baqarah: 156)

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali),

Bahwa orang-orang yang sabar yang dapat petunjuk itu sesungguhnya adalah manusia yang paham bahwa manusia itu tercipta dan di ciptakan oleh sang Maha pencipta, yaitu Allah sehingga ada di dunia ini karena kehendak Allah tidak ada daya upaya dihadapan Allah dan apabila Allah kehendaki kapan harus kembali kepada Allah manusia itu tidak bisa menolaknya.

Manusia yang memahami dirinya tercipta dan di ciptakan oleh Allah adalah termasuk orang-orang yang mendapatkan ampunan dan Rahmat serta petunjuk dari Allah sebagaimana firman Allah dalam
Al-Quran (QS Al- Baqarah: 157)

Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk

Ya Allah Ya Robbi berikanlah kami ampunan dan rahmat Mu dan senantiasa kami mendapat petunjuk agar terus menjadi manusia yang sabar ketika Engkau uji dengan kegagalan dan penderitaan, Sebaliknya, jadikanlah kami manusia yang amanah ketika kami Engkau uji dengan kesuksesan dan kebahagiaan dan senantiasa menjadi hamba-Mu sebagai insan yang beriman dan bertaqwa dan mampu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Mu hingga hamba kembali menghadap-Mu dalam keadaan Husnul khotimah Aamiin YRA.

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles