ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria belum lama ini mengungkapkan bahwa selama Januari hingga April 2021 telah terjadi 1.535 kasus kebakaran, dimana jakarta barat mencapai 1.075 kasus padahal pada 2020 hanya 446 kasus.
Sedangkan menurut Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan seperti yang dikutip Antara, Kamis 15 September 2022 menjelaskan terdapat 2.731 Rw di Jakarta dan ada 64 Rw termasuk katagori tinggi terjadi kebakaran sedangkan 400 Rw masuk katagori sedang.
“Untuk menentukan Rw yang rawan kebakaran setiap Rw harus memenuhi variable diantaranya kelengkapan menyangku pos pemadam kebakaran, sistem keselamatan kebakaran lingkungan (SKKL), tersedianya relawan, peralatan penanggulangan kebakaran, kodisi kepadatan penduduk, kondisi bangunan hingga aktivitas ekonomi dikawasan tersebut,” ujar Gulkarmat DKI Jakarta.
Menanggapai hal ini, Robert Siagian, Sekertaris GPM (Gerakan Pemuda Marheinies) DKI Jakarta lebih memfokuskan pada struktur bangunan khususnya diwilayah padat penduduk.
Menurut Robert, ia lebih cendrung pada penyelamatan awal (orang) bila terjadi kebakaran. Struktur bangunan rumah itulah yang menjadi penting.
“Tempat ruangan terbuka untuk penyelamatan orang itu yang perlu diutamakan. Jangan semua terkunci/tertutup rapat hanya cuma satu pintu keluar, apalagi rumahnya tingkat 3 atau 4,” tandasnya, Minggu (18/9/2022) dikawasan Menteng Jakarta Pusat.
Ia juga menambahkan bahwa sarana dan prasaran yang dimaksud oleh Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan serta pemetaan Rw rawan kebakaran serta implemetasinya juga sangat dibutuhkan terkait program pemerintah daerah.
Namun harus di ingatkan juga bawha foktor keselamatan nyawa seseorang harus di utamakan.
“Tekstur bagan rumah menentukan banyaknya korban nyawa. Makanya ia setuju apa yang pernah disarankan walikota jakarta barat saat meninjau para korban kebakaran,” Imbunya.
ACN/Tim/Red