ACTUALNEWS.ID, Jakarta – Berdasarkan penetapan KPU (Komisi Pemilihan Umum) DKI Jakarta dari rapat pleno rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) provinsi DKI Jakarta untuk Pilgub Jakarta 2024 sebanyak 8.214.007 jiwa.
Bila capaian hasil pemilihan gubernur yang diselenggarakan pada tanggal 27 November 2024 hanya sekitar 4.353.683 pemilih, maka hanya mencapai sekitar 51% pemilih.
“Ini berarti penyelenggara Pemilu terutama Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dan KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jakarta bisa dianggap gagal,” ujar Robert.S sekertaris GPM (Gerakan Pemuda Marhaenis) Jakarta, Kamis (28/11/2024) dibilangan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Masihnya, kalau benar hanya tercapai 51% pemilih berarti sosialisasi dari kedua penyelenggara tidak produktif dan salah sasaran.
“Padahal kedua badan itu untuk sosialisasi mencapai biaya yang tidak sedikit,” tukasnya.
Robert juga mencermati untuk sosialisasi selama ini pesertanya minim bahkan tidak menyentuh sampai ke masyarakat.
“Sosialisasi di lakukan ditempat mewah. Seperti, hotel dan bukan di tempat sarana atau prasarana umum wilayah.” Sambungnya.
Dia juga menyarankan pada lembaga kontrol harus teliti dan menyuarakan pada ke dua lembaga tersebut di mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan biaya sosialisasi pilkada jakarta.
“Bila perlu di audit,” tandasnya.
Sebab, katanya, masih banyak faktor kelemahan saat sosialisasi. Karena tidak melibatkan atau tidak diberikan lelausa pada lembaga masyarakat dan kontrol sosial lainnya.
ACN/Cun/Red