Friday, May 9, 2025

Dokter Gizi Klinik Dukung Peraturan BPOM Tentang Label BPA Free

Actualnews.id Jakarta- dr. Karin Wiradarma, M. Gizi, Sp. GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik, menyatakan dukungannya terhadap peraturan BPOM mengenai label BPA free. Ditemui usai berbicara dalam acara Detikcom Leaders Forum bertajuk “Fomo Apa-Apa BPA Free” yang diadakan di Hotel Habitate, Kuningan, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2024 kemarin, dr. Karin menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan langkah penting untuk melindungi konsumen dari potensi bahaya Bisphenol A (BPA). “Peraturan BPA free dari BPOM ini sebenarnya baik untuk melindungi konsumen, agar mereka merasa aman dan nyaman. Namun, yang paling penting adalah penggunaannya tepat,” ujar dr. Karin, sapaannya.

Ia menjelaskan bahwa label BPA free seharusnya hanya digunakan pada plastik yang sebelumnya mengandung BPA. Seperti plastik polikarbonat. Namun jika plastik polikarbonat telah diproses telah bisa diproses hingga tidak mengandung BPA maka dapat diberi label BPA Free.

Terkait dengan dampak jangka panjang dari paparan BPA, dr. Karin mengakui bahwa penelitian masih terus berlangsung. “Memang ada penelitian yang menunjukkan bahwa BPA diduga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti infertilitas, kanker, dan gangguan perkembangan pada anak serta janin. Namun, penelitian ini masih berada pada tahap uji coba pada hewan dan observasional, sehingga belum bisa disimpulkan secara pasti,” tambahnya.

Meskipun demikian, dr. Karin memberikan himbauan kepada masyarakat yang masih menggunakan air minum kemasan yang mengandung BPA agar tidak perlu khawatir selama kemasan tersebut tidak rusak atau terpapar panas lebih dari 70 derajat Celsius. “Kalau tidak kepanasan, ya tidak masalah. Selama suhu di sekitar kita hanya sekitar 40 derajat, itu masih aman,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, dr. Karin juga mengingatkan pentingnya bijak dalam menggunakan plastik, terutama untuk makanan dan minuman panas. “Kalau plastik itu digunakan untuk memasukkan bahan makanan yang panas, seperti kuah soto yang baru matang, BPA-nya bisa lebih cepat keluar karena panas,” katanya.

dr. Karin menekankan bahwa meskipun BPA dapat terpapar pada tubuh manusia, jumlah yang ditemukan masih jauh di bawah batas aman yang ditetapkan BPOM, yakni 0,6 miligram. “Pada anak-anak, ditemukan kadar BPA sebesar 4 nanogram, sementara pada dewasa 2 nanogram. Meskipun demikian, ini masih jauh lebih rendah dari batas aman,” ungkapnya.

Ia menutup dengan pesan agar masyarakat tetap waspada dan bijak dalam penggunaan plastik sehari-hari, serta memastikan kemasan yang digunakan tidak melewati tanggal kedaluwarsa atau rusak.ACN/indah/RED

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles