ACTUALNEWS.ID, Jakarta, 23 Oktober 2025 — Film layar lebar The Hostage’s Hero resmi menyelesaikan proses syuting pada 19 Oktober 2025. Karya ini menjadi persembahan sinematik yang menyoroti nilai patriotisme, nasionalisme, dan keberanian para prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
Didukung penuh oleh TNI Angkatan Laut di bawah kepemimpinan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, film garapan Iswara Rumah Film ini diproduksi sebagai bentuk pelestarian sejarah maritim bangsa sekaligus penguatan citra positif TNI AL di masyarakat luas.
Menggabungkan elemen aksi militer, drama patriotik, dan riset sejarah yang mendalam, The Hostage’s Hero dirancang menjadi karya strategis dan berkelanjutan yang menginspirasi generasi muda untuk menghargai jasa para prajurit serta menumbuhkan semangat bela negara.
“Kami bangga bisa ikut berperan dalam lahirnya The Hostage’s Hero. Film ini menunjukkan sisi lain perjuangan prajurit laut — bahwa di balik disiplin dan ketegasan, selalu ada hati yang berani dan peduli pada sesama,” ungkap Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.
Dari Laut untuk Tanah Air
Mengambil latar di berbagai lokasi strategis seperti Markas Besar TNI AL di Jakarta, Pangkalan Utama TNI AL Surabaya, Gunung Bromo, Pantai Baruna Malang, serta kapal legendaris KRI Dewaruci dan KRI Karel Satsuitubun-356, film ini menghidupkan kembali semangat pengabdian prajurit laut dalam menghadapi ancaman pembajakan di Selat Malaka.
Kisahnya berpusat pada Letkol Taufiq (Yama Carlos), seorang perwira TNI AL yang tegas, disiplin, dan humanis. Taufiq memimpin operasi berisiko tinggi untuk menyelamatkan kapal yang disandera perompak brutal, sambil menghadapi dilema antara tanggung jawab sebagai ayah dan panggilan tugas sebagai pemimpin.
Yama Carlos menggambarkan Letkol Taufiq sebagai sosok pemimpin militer ideal: kompeten, empatik, dan tak tergoyahkan. Melalui konflik batin dan kepemimpinannya yang menginspirasi, karakter ini merefleksikan keseimbangan antara kekuatan, kemanusiaan, dan dedikasi total pada bangsa.
Selain Yama, film ini juga dibintangi oleh sederet aktor dan aktris berbakat, antara lain:
Rifky Balweel sebagai Jalaludin, antagonis kompleks yang kejam namun digerakkan oleh kasih terhadap keluarganya
Asri Welas sebagai Mama Intan
Bang Tigor sebagai Papa Intan
Aditya Herpavi sebagai Kepala Staf Angkatan Laut
Choky Sitohang sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Laut
Robert Chaniago sebagai KLK Reno, Tim VBSS
Neuneu Anggraeni sebagai Aisyah
Ina Vadia sebagai Ina Dwianasa
Ritassya Wellgreat sebagai Intan
Brata Santoso sebagai Lettu Cahyo, Tim VBSS
Ghian Grimaldi sebagai Letda Deni, Tim VBSS
Rendy Meidiyanto sebagai Kadepops
Karya Kolaboratif yang Menghormati Sejarah
The Hostage’s Hero digarap oleh sutradara Revo S. Ruru, yang dikenal dengan kemampuannya mengolah nilai-nilai cinta tanah air dalam bahasa sinema. Film berdurasi 120 menit ini diproduseri oleh Syahrial Hutasuhut, dengan Irza Ifdial sebagai eksekutif produser.
Proses penyusunan skenario dilakukan di bawah supervisi Laksamana TNI (Purn) Ahmad Taufiqurrahman dan Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal), memastikan setiap detail narasi selaras dengan fakta sejarah dan semangat korps TNI AL.
Pendekatan kolaboratif antara tim kreatif film dan institusi militer ini menghasilkan karya sinematik yang autentik, menghormati sejarah, sekaligus relevan dengan penonton masa kini.
“Kami ingin The Hostage’s Hero tak hanya hadir sebagai tontonan yang menghibur. Film ini adalah upaya kami untuk menyajikan kisah nyata yang penuh makna, agar publik bisa mengenal lebih dekat nilai-nilai pengabdian para prajurit laut. Semoga karya ini menjadi bentuk penghormatan dan inspirasi bagi banyak orang,” harap Irza.
Mengangkat Profesionalisme dan Nilai Kemanusiaan Prajurit Laut
The Hostage’s Hero menyoroti dimensi kemanusiaan dalam dunia militer — tentang keberanian yang lahir dari empati, dan keputusan-keputusan sulit yang diambil demi keselamatan banyak orang.
Melalui dinamika hubungan antar prajurit, film ini memperlihatkan bahwa kekuatan sejati TNI AL bukan hanya pada strategi dan senjata, tetapi juga pada solidaritas, kejujuran, dan tanggung jawab moral di tengah tekanan ekstrem.
Dengan pendekatan sinematik yang realistis dan menyentuh, The Hostage’s Hero mengajak penonton memahami bahwa di balik setiap operasi militer, ada kisah manusia yang berjuang menjaga keyakinan dan kemanusiaannya. Film ini menjadi penghormatan bagi mereka yang bertugas di garis depan, serta ajakan untuk melihat laut Indonesia bukan hanya sebagai wilayah strategis, tetapi juga ruang tempat nilai-nilai pengabdian dan kemanusiaan diuji.
Menuju Layar Bioskop 2026
Setelah menyelesaikan proses produksi, The Hostage’s Hero kini memasuki tahap pascaproduksi dan dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada tahun 2026.
Dengan dukungan penuh TNI Angkatan Laut dan tim kreatif profesional, film ini diharapkan menjadi karya monumental yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat rasa bangga terhadap identitas dan sejarah maritim bangsa.
Film The Hostage’s Hero tidak hanya menampilkan aksi tembak-menembak di lautan, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dan moral prajurit. Sutradara Revo S. Ruru menyebut film ini sebagai “drama kemanusiaan di medan laut”, yang memperlihatkan bagaimana keputusan ekstrem seorang komandan bisa menentukan hidup dan mati banyak orang.
Selain menonjolkan ketegangan operasi, film ini juga menggambarkan loyalitas, kepemimpinan, dan dilema psikologis prajurit laut.
“Kami ingin publik melihat TNI AL bukan hanya dari sisi seragam dan senjata, tapi juga sisi manusia di baliknya,” ujar Revo.
“Kami ingin publik tahu, setiap misi penyelamatan bukan sekadar aksi militer, tapi juga bentuk pengabdian kepada kemanusiaan,” kata Tunggul menutup konferensi.
ACN/INDAH/RED